KEBUDAYAAN
ROMAWI KUNO DAN PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan
Dosen
Pengampu : Arif Permana Putra, M.pd
Oleh :
Nengsih
(4322310030010)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEMESTER VI (ENAM)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SETIA BUDHI RANGKAS BITUNG
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Romawi
adalah sebuah kota yang selalu di sandingkan dengan Yunani, yang mempunyai
hubungan erat antara kedua kota ini. Romawi ialah
peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi
dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber.Suku Latia
menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’.Latium merupakan kawasan lembah
pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian.Penduduk Latium kemudian disebut
bangsa Latin.Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan
berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya.
Kota
Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber.Waktu
berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui
secara pasti.Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan
Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus. “Menurut berita lama, Roma
didirikan oleh Remus dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak
Rhea silva, turunan Aenas–seorang pahlawan Troya jang dapat melarikan diri
waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa Jujani”, Orang-orang Romawi
memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-orang di Yunani.Hanya
saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani.
Sebelum
itu, sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma
dikuasai oleh kerajaan Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada
tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan
Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri yang
berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya
disebut konsul yang dipilih setiap tahun sekali.Konsul selain menjadi penguasa
negara juga ketua senat dan panglima besar.
Bangsa
Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian
menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luasa sampai ke
Laut Tengah.Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi masyarakat kapitalis
dan materialis.Selain sebagai bangsa yang suka dengan perang bangsa Romawi juga
mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha.Mereka membali ladang-ladang dan
kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari
daerah-daerah jajahan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka
dirumuskanlah beberapa permasalahn sebagai berikut:
1) Dimana letak geografis Romawi dan
siapakah yang mendirikannya?
2) Bagaimana sistem Pemerintahannya?
3) Bagaimana sistemKkepercayaannya?
4) Bagaimana perkembangan Agama Kristen
di Romawi?
5) Bagaimana Pengaruh Peradaban Romawi
Kuno terhadap Masyarakat Indonesia?
C.
Tujuan penulisan
1) Mengetahui letak geografis Romawi
dan mengetahui pendirinya.
2) Menjelaskan sistem Pemerintahan Romawi Kuno.
3) Mengetahui sistem Kepercayaan yang
dianut Romawi Kuno.
4) Menggambarkan perkembangan Agama
Kristen di Romawi.
5) Menjelaskan Pengaruh Peradaban
Romawi Kuno terhadap Masyarakat Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Romawi dan Yang
Mendirikannya
Romawi
terletak di Semenanjung Alpenina (sekarang Italia).Batas – batasnya adalah :
- Di utara adalah Pegunungan Alpen,
- Di timur adalah Laut Adriatik dan Laut Ionia,
- Di selatan adalah Laut Sicilia,
- Dan di barat adalah Laut Tirenia serta Laut Liguri
Dari segi geografis, Romawi merupakan daerah yang
strategi di kawasan laut tengah, yang memungkinkan lahirnya perdagangan di
daerah ini, saat akan berdagang mereka menggunakan peta yang di gambarkan di
gulungan kertas. Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan subur dan dan cocok
dijadikan sebagai lahan pertanian.Oleh karena itu, Bangsa Romawi hidup dari
bercocok tanam menghasilkan gandum, jagung,anggur,dll. Di pegunungan Alpenina
juga ditemukan berbagai tambang mineral.Karena letak Romawi yang di kelilingi
Lautan dan gunung juga menghindari serbuan dari bangsa lain.
Menurut mitos, Romawi kuno didirikan oleh 2 saudara
keturunan Aenas dari Yunani yaitu,
Remmus dan Romulus pada abad 8 SM ditepi sungai tiber. Peradaban Romawi Kuno Banyak mendapat
pengaruh dari Yunani Kuno baik dalam bidang seni, sastra, filsafat, maupun
budaya, seperti tradisi Etruscan yang
seperti alfabet yang dipelajari dari
peradaban yunani, kemudian bangsa roma mengembangkannya menjadi alfabet yang
dikenal sekarang.
B. Sistem
Pemerintahan
1. Zaman
Kerajaan
Pada abad ke 8 – 7 SM, wilayah Italia
Selatan dan Pantai Sicilia merupakan koloni dari Yunani.Koloni Yunani di Italia
tidak ditanggapi oleh bangsa Romawi sehingga keduanya pun tidak pernah bersatu.
Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia
Kecil menuju pantai barat Italia dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan
tidak melakukan percampuran darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang
terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi yang sudah terbentuk
sebelumnya. Kekuasaan Estruci merebut Kota Roma dan menjadikannya sebagai
ibukota.Kota Roma pun mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan dengan
bangsa-bangsa yang berada di sekitar Laut Tengah.Karena adanya saingan, pada
tahun 535 SM Etrusci bersekutu dengan Kartago lalu berhasil mengusir Yunani
dari tanah italia.
Di saat krisis adanya ancaman keamanan,
akhirnya Yunani dan bangsa Romawi dapat bersatu mengusir Kartago dan Etrusci
(509 SM), dan dapat menguasai ibukota Roma.Interaksi antar bangsa-bangsa yang
datang ke Italia membentuk suatu percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi
mengambil budaya Etrusci dan Yunani yang dikembangkan sendiri, seperti halnya
huruf alfabet yang dikenal sekarang.
2. Zaman
Republik
Bangsa Latin adalah bangsa terbesar
menempati wilayah Romawi. Pola hidup semula bangsa Latin mengandalkan dari alam
dengan cara bertani dan beternak, namun sejak kedatangan Yunani, Etrusci dan
Kartago mengubah pola hidup semula dan mencoba mengadopsi semua ilmu dan
teknologi yang diperolehnya.
Terusirnya
bangsa Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem pemerintahan dalam bentuk Republik
yang terdiri dari negara-negara kota seperti polis di Yunani. Dalam kehidupan
sosial, Romawi terdiri dari dua kelompok yang berpengaruh, yaitu Patricia dan
Plebeia.Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri, Patricia terdiri
dari penguasa tanah yang besar sedangkan Plebeia terdiri dari golongan
masyarakat kecil dan menengah (pedagang, seniman, petani).Walaupun jumlah
Patricia sangat sedikit (8% dari jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum Patricia
dalam pemerintahan sangat berpengaruh sehingga republik ini disebut pula
Republik kaum Patricia.
Lima tahun sejak kemenangan Romawi atas
Etrusci, bentuk pemerintahan diubah dari negara kota menjadi imperium yang
dipimpin oleh dua orang konsul. Kedua konsul diharuskan dari golongan Patricia
dan memiliki kekuasaan yang sama dan dapat memveto satu sama lainnya. Sebagai
penasihat konsul dibentuklah lembaga penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik (Comitia Curiata) dan lembaga perwakilan pemimpin militer (Comitia Centuriata).
Golongan Plebei mengajukan petisi
persamaan haknya dengan Patricia dalam hal berpolitik, maka dibentuklah
Tribunate of Pleibei yang memperbolehkan hak veto dari Comitia Curiata kepada
Senat dan Comitia Centuriata.Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik harus
dikuasai dengan imperium, dengan kepercayaan ini Romawi mengembangkan
wilayahnya ke luar wilayah Romawi.Setelah kemenangan Romawi atas Yunani timbullah
kepercayaan diri dan membangun kekuatan militer untuk memukul mundur pasukan
Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago dari Afrika Utara.
Peperangan pun terjadi sebanyak tiga
kali, yaitu tahun 264 SM saat Romawi merebut Pulau Sisilia, tahun 241 SM saat
Romawi diserang oleh Hannibal (panglima perang Kartago) secara tiba-tiba di
pegunungan Alpen dan Romawi berhasil menyerang kembali dan memukul mundur, dan
tahun 146 SM saat menguasai Laut Tengah dan Asia Barat.
Seringnya terjadi
peperangan, mengakibatkan tanah pertanian menjadi tidak terurus dengan baik,
apalagi prajurit Romawi direkrut dari golongan rakyat yang terdiri dari
petani.Akibat adanya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat bawah dengan
timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh golongan Patricia semakin bertambah
maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Spartacus (73-71 SM).
Kondisi dalam negeri
yang bobrok akibat perang saudara, munculnya kaum proletar (prajurit yang
menjadi gelandangan), dan ancaman perang dari bangsa lain berlangsung lama,
senat merasa kewalahan dan tidak mampu menangani masalah serius tersebut.
Kemudian tahun 64 SM muncul tiga tokoh militer yang memiliki reputasi yang
besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan Julius Caesar yang dikenal dengan
nama Triumvirat (persekutuan tiga serangkai).
Ketiga orang ini, selalu berseteru dan
masing-masing selalu ingin menonjolkan dirinya dengan mengajukan sebagai konsul
di Romawi.Setelah meninggalnya Crassus dalam pertempuran di Mesopotamia,
hubungan buruk antara Pompeius dan Julius Caesar tak terelakkan lagi.Pompeius
mencoba merangkul Senat dan menyingkirkan saingannya, namun kelihaian Julius
Caesar tak dapat dibendung bahkan berhasil menguasai Peninsula (semenanjung
Italia) dan membunuh Pompeius di Yunani.
Julius Caesar pun menjadi pemimpin
tunggal Romawi dan menjadikan dirinya sebagai diktator seumur hidup.Banyak
terjadi perubahan semasa pemerintahan Julius Caesar, mengurangi tugas-tugas
Senat, pembaharuan administrasi, memperbaiki perpajakan, pembuatan perumahan,
memperbaiki sistem kalender matahari dan pengeringan rawa-rawa.Ternyata,
perubahan dan kesuksesan Yulius Caesar tidak mendapat sambutan hangat dari
beberapa pihak termasuk dari anak angkatnya Brutus.Tragisnya, tahun 44 SM
Julius Caesar pun dibunuh oleh Brutus.
Kematian Yulius Caesar menimbulkan
kekacauan, Senat ingin kembali menguasai pemerintahan.Dalam kondisi negara
seperti ini, para panglima Yulius Caesar membentuk triumvirat yang baru terdiri
dari Antonius, Lepidus dan Octavianus. Kekuatan ini dapat menguasai Romawi
menjadi terkendali dan membunuh Brutus sang pemberontak. Atas jasa-jasanya
ketiga panglima diberi wilayah kekuasaan, Antonius menguasai wilayah sebelah
Timur (Asia Kecil dan Mesir), Lepidus menguasai wilayah Selatan (Afrika Utara)
dan Octavianus menguasai wilayah Barat (Yunani dan Spanyol).
Sama seperti Triumvirat sebelumnya,
terjadi perselisihan antara Octavianus dan Antonius karena curiga akan menjadi
penguasa tunggal di Imperium Romawi. Apalagi, perselisihan terus memuncak saat
Antonius menikah dengan Putri Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun
meninggal. Tahun 31 SM Octavianus berhasil menghancurkan kekuatan
Antonius.Senat kemudian mengangkatnya menjadi kaisar dan memberi gelar Augustus
(Yang Maha Mulia).
3. Zaman
Kekaisaran
Dilantiknya Octavianus menjadi kaisar
(penguasa tunggal) menjadikan bentuk pemerintahan Romawi menjadi kekaisaran
dengan Octavianus sebagai kaisar yang pertama.Keadaan negara pada zaman ini
dinamakan Pax Romana, artinya Roma yang damai.Octavianus memiliki kekuasaan
tunggal atas Imperium Romawi yang memiliki kekuasaan absolut.Ia tidak hanya
penguasa dalam bidang pemerintahan dan politik namun juga sebagai kepala agama.
Pembaharuan pun dilakukan dengan baik, Kota Roma dilengkapi polisi dan pemadam
kebakaran, meningkatkan subsidi gandum, membangun arena olahraga, dan membangun
kuil.
Setelah Octavianus meninggal, kekuasaan
diserahkan kepada Tiberius (14 - 37 M).Pada masa ini timbul penyebaran agama
Kristen oleh Nabi Isa (Yesus Kristus).Agama Kristen mengajarkan monotheisme dan
tidak mendewakan manusia. Karena demikian, kaum Kristen dianggap sebagai
pemberontak yang akan menjadi raja maka Yesus Kristus pun dihukum mati dengan
cara disalib dan penganutnya ditindas.
Tahun 54 – 68 M Kaisar Nero berkuasa di
Romawi. Pada masa ini, sejumlah kaum Kristen diincar dan dibunuh karena
pengikut kristen makin bertambah jumlahnya. Namun keadaan ini tidak membuat
kaum Kristen menjadi gentar, dan membuahkan hasil yang baik pada masa kekuasaan
Konstantin Agung (312-337 M). Perlakuan pengejaran dan pembunuhan kepada kaum
Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan benar nilai-nilai yang terkandung dalam
ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan sebagai agama
negara.
Konstantin Agung memindahkan ibukota
dari Roma ke Konstantinopel. Keputusan ini merupakan awal yang tidak baik bagi
kekuasaan Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah kekuasaan Romawi menjadi
dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Imperium Romawi
Timur dengan ibukota Konstantinopel. Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur
oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi
keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar
Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh
serangan bangsa Turki.
C.
Sistem Kepercayaan
Pada awalnya bangsa Romawi mempercayai
akan kekuatan roh atau dengan kata lain, kepercayaan mereka adalah animisme.
Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah tangga, sebagai berikut:
1) Leres,
roh penjaga ladang.
2) Penates,
penjaga gudang.
3) Janus,penjaga
pintu rumah.
4) Vesta,
penjaga api.
5) Lares
familiaris, penjaga rumah.
Masuknya kebudayaan Yunani dan Etrusci
berubah menjadi polytheisme, dewa-dewa diwujudkan seperti halnya manusia,
bahkan sejak kekuasaan Yulius Caesar raja dianggap sebagai dewa. Dewa-dewa yang
disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani namun
dengan nama yang berbeda, contohnya Yupiter (dewa tertinggi), Mars (dewa
perang), Venus (dewi kecantikan), Neptunus (dewa laut) dan lain-lain.
Penyebaran agama Kristen oleh Santo
Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi
monotheisme.Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara oleh Theodosius
(378-395 M), bahkan Kota Roma menjadi pusat agama Katolik.
D. Berkembangnya Agama Nasrani
Pada awal
perkembanganya agama nasrani banyak mendapat tekanan dari pemerintah karena
agama ini dianggap menyalahi kepercayaan setempat yang punya banyak dewa atau
disebut polytheisme sedangkan agama nasrani lebih menjurus ke monotheisme
tetapi pada perkembangan selanjutnya ajaran agama nasrani mampu berkembang
cukup pesat pada golongan masyarakat bawah yang pada perkembangan selanjutnya
para penguasa juga memulai memeluk agama ini. Ini tidak lain juga merupakan
imbas dari kekacauan yang terjadi di kekaisaran Roma yang memicu tumbuhnya
keinginan untuk memilih agama yang lebih baik dari agama yang dianut mereka
sebelumnya sebagai pegangan hidup. Masyarakat Romawu sudah tidak percaya lagi
pada dewa yang mereka sembah karena mereka sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa
tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan mereka.
Pada awal abad
4 M, Kaisar Roma yang bernama Konstatin memeluk agama nasrani dan melegalkan
masyarakatnya untuk menganut agama nasrani. Dia melakukan hal itu karena saat
bertempur dia melihat di angkasa salib dengan tulisan (dengan tanda ini engkau
akan menang).Dan hal itu membuat ia yakin bahwa agama nasrani adalah agama yang
benar. Pada saat itulah agama nasrani berkembang pesat tetapi sudah kehilangan
bentuk aslinya.
Kini justru
Romawi lah yang mempengaruhi agama tersebut. Pengaruh tersebut adalah adanya
suatu organisasi yang memicu munculnya susunan organisasi gereja, dengan posisi
tertinggi yaitu Paus. Gereja menjelma menjadi suatu negara tersendiri, dengan
istana Paus di Vatikan yang menjadi pusat agama nasrani. Segala kekuasaan dalam
gereja berasal dari pusat yang menjadikan Paus menjadi pemimpin tertinggi
gereja yang tidak hanya mengurus masalah kerohanian saja tetapi juga sudah
lebih ke politik.
Suatu jemaat nasrani
mengangkat seorang presbyter(biskop).
Kemudian untuk kota diangkat seorang patriarch sehingga pada 400 M
patriarch-patrioarch tersebut mengakui kekuasaan Vatikan dan tunduk terhadap
Paus, sementara imam-imam gereja dalam suatu muktamar gereja menetapkan ajaran
agama nasrani hingga kepada hal-hal yang kecil dan khusus.
Pada
perkembangan selanjutnya dibentuk suatu hierarki gereja yang kokoh dengan Roma
sebagai pusatnya. Dimana di pucuk pimpinan ada Paus dibawahnya dan ada
kardinal, kemudian biskop pertama (aarts
bisschop), diikuti oleh biskop, pastur dan (apellon) masing-masing bertanggung jawab pada orang yang ada
diatasnya. Dalam organisasi gereja tersebut terlihat benar tradisi pemerintahan
Romawi sebagai pengaruhnya.
Perkembangan
agama Kristen yang begitu pesat ternyata menimbulkan banyak masalah baru,
diantaranya yaitu banyak orang yang masuk Kristen hanya untuk menanamkan
pengaruh di komunitas-komunitas Kristen tersebut, sehingga banyak orang yang
masuk Kristen hanya ikut-ikutan saja tidak berdasarkan hati nurani. Melihat
gejala sosial tersebut para pemeluk agama Kristen yang puritan sangat prihatin
sehingga mereka mengundurkan diri dari dunia ramai dan menyepi ditempat-tempat
seperti hutan, gunung, dan padang pasir sebagai pertapa. Hidup para pertapa itu
serba sulit, namun mereka punya pengikut yang banyak, bahkan beberapa diantara
mereka melakukan askekitisme yang cukup ekstrim. Diantara para pertapa yang
terkenal itu adalah Santo Anthonius dari Mesir, dan Santo Simean Stylitus.
Namun cara
hidup diatas dipandang oleh orang kebanyakan sebagai hal yang terlalu sulit
untuk dilakukan sehingga pada perkembangan selanjutnya muncul gaya pertapaan
baru yang diperkenalkan oleh Santo Pachomius. Cara baru ini adalah tetap
bertapa dan menyendiri tetapi masih diharuskan untuk bekerja, dan berdoa dan
membanca injil bersama-sama dengan sesama pertapa. Ini disebabkan karena
dorongan alamiah seorang manusia untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan
manusia lain. Tidak heran bila banyak pemeluk agama Kristen yang menerima
ajaran ini dan beribu-ribu orang di Mesir hulu mengikuti tata cara Pachomius
ini.
Tetapi pada
perkembangan selanjutnya muncul lagi revolusi sistem pertapaan tapi sistem ini
lebih mirip atau lebih baik disebut sistem kebiaraan. Pencetus cara baru ini adalah
Santo Dasil yang menyebutkan bahwa seorang pertapa seharusnya orang yang hidup
dilingkungan keagamaan, hidup bersama dalam suatu lingkungan peribadatan
dilakukan juga bimbingan terhadap pembacaan Injil. Dengan cara ini muncul
biara-biara yang fungsinya sebagai tempat peribadatan umat Nasrani.
Umat Nasrani
sendiri memiliki seorang rasul yang bernama Yohannes yang meninggal sekitar
tahun 101, dan dengan kematiannya ini menandai bahwa telah berakhir zaman
apostolik(zaman rasul-rasul) kemudian muncul bapa-bapa apolistik yang dianggap
menerima perintah khusus dari para rasul. Diantara para bapa apolistik itu yang
sangat terkenal adalah St Clement, St
Ignatius dan St Polycarpus. Setelah zaman para bapa apostolik, munculah
para bapa gereja. Biasanya mereka adalah orang berwatak mulia dan berdisiplin
tinggi. Karya-karya mereka lazim disebut patristik yang sangat berpengaruh pada
Eropa abad pertengahan dan modern.
Beberapa bapa
gereja tersebut adalah Uskup Eusebius, St
Ambrosius, St Jeremius dan St Agustinus. Karya Eusebius yang paling terkenal adalah sejarah gereja yang menjadi
acuan bagi karya-karya sejarah perkembangannya gereja oleh generasi
selanjutnya. St Ambrosius yang dikenal sebagai Uskup Milan memperkenalkan hymne
liturgi ke gereja. St Jeremies menciptakan karya yang sangat penting bagi
gereja. Karya tersebut adalah terjemahan kitab perjanjian lama dan baru ke
bahasa Latin. St Agustinus adalah penulis dan pemikir terbesar di kalangan
gereja Kristen di Eropa. Karya tersebut diantarannya adalah Confessions(pengakuan-pengakuan), De Civitas dei, atau the city of God
(kota Tuhan). Dengan perkembangan itulah agama Kristen berkembang dengan pesat
didataran Eropa.
E.
Pengaruh Peradaban Romawi Kuno
terhadap Masyarakat Indonesia
Sisa
kebudayaan Romawi yang dewasa ini masih dipraktekkan oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia antara lain :
- Penggunaan istilah-istilah dalam astronomi dan astrologi seperti nama-nama planet yang diambil dari nama-nama dewa seperti Mercurius, Venus, Mars, Jupiter, Uranus, dan Saturnus. Selain itu, penggunaan kata-kata atlas, cancer, sirene, virgo, libra, helio, titan; istilah-istilah dalam dunia kedokteran seperti hygta, achiles, hymen, elektra, hipnos; istilah-istilah dalam bidang biologi seperti flora, fauna, cela, dan recipe; penggunaan lambang piala ular, min-plus, dan tapak kuda.
- Budaya tukar cincin, ulang tahun perkawinan (Emas dan Perak).
- Kebiasaan mengangkat dan membenturkan gelas pada upacara dan pesta-pesta.
- Menaburkan bunga ke makam, mengalungkan karangan bunga, serta menaburkan bunga ke laut kalau ada yang meninggal di laut.
- Perayaan tahun baru 1 Januari, yang pada masa Romawi merupakan hari penyembahan pada Dewa Janus.
- Pesta olahraga Olimpiade.
- Menggunakan hari Minggu untuk hari libur. Pada Romawi Purba, hari Minggu digunakan untuk memuja dewa matahari.
- Sistem kenegaraan yang menggunakan sistem Demokrasi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Romawi Kuno adalah
sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma yang
didirikan di Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Romawi
terletak di Semenanjung Alpenina (sekarang Italia).Lembah pegunungan Apenina
merupakan lahan subur dan dan cocok dijadikan sebagai lahan pertanian.
Peradaban Romawi terletak di negara Italia yang
beribu kota di Roma. Menurut kepercayaan, kata Romawi berasal dari nama nenek
moyang bangsa Romawi, yaitu Remus&Romulus yang merupakan anak dari Rhea
Silva, salahsatu keturunan Aeneas (pahlawan
perang Troya).
Ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan
masyarakat masih bersifat animism, kemudian berkembang menjadi kepercayaan
politheisme dan menjadi agama Kristen.
Peninggalan bangunan-bangunan Romawi itu antara
lain: Puluhan kuil yang bertebaran di kota Roma, Pantheon yaitu rumah dewa bagi
bangsa Romawi, Limes, Amphiteater dan
Colloseum.
B. Saran-Saran
Pembahasan dalam makalah ini sangatlah sederhana dan
diperoleh melalui berbaga sumber, secara keseluruhan makalah ini telah
menggambarkan sejarah romawi kuno.Oleh karena itu, sekiranya pembaca berkenan
memperbaik makalah ini agar menjadi lebih baik.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar